IDXChannel – Sebagai bentuk dukungan terhadap penerapan Local Currency Settlement (LCS), PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (BNII) kembali menggelar
sosialisasi dengan para Nasabah korporasi yang bergerak di sektor perdagangan antar negara untuk mensosialisasikan implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral atau LCS, dengan mata uang lokal yang digagas oleh Bank Indonesia (BI).
Kerangka kerja sama LCS ini disusun melalui Nota Kesepahaman yang telah disepakati dan ditandatangani antara BI, dengan Bank Negara Malaysia (BNM) dan People’s Bank of China (PBOC”L).
Hingga saat ini, BI sudah menandatangani beberapa Nota Kesepahaman kerja sama LCS dengan beberapa negara di kawasan ASEAN, yakni Malaysia dan Thailand, serta di kawasan Asia Pasifik, Tiongkok dan Jepang.
Kerangka kerja LCS antara Indonesia dengan kedua negara mitra dagang meliputi diantaranya, penggunaan kuotasi nilai tukar mata uang asing secara langsung (direct quotation) antara Indonesia dengan kedua negara dalam valuta masing-masing negara, underlying transaksi LCS termasuk investasi langsung, serta layanan remittance.
Selain itu, juga terdapat relaksasi regulasi dalam melakukan transaksi valuta asing dalam mata uang Rupiah, Ringgit dan Yuan.
Ricky Antariksa, Direktur Global Banking Maybank Indonesia mengatakan, sosialisasi ini merupakan upaya perseroan dalam mendukung inisiatif Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia dalam mendorong penggunaan mata uang lokal untuk perdagangan dan investasi internasional, serta memperluas layanan
transaksi untuk dapat menjadi potensi pendapatan utama, sekunder, maupun investasi secara langsung.
Implementasi LCS Indonesia-Malaysia ini, memungkinkan Maybank Indonesia berkontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional.
“Untuk mendukung kelangsungan bisnis perdagangan ekspor impor, fasilitas LCS Maybank Indonesia dapat memberikan manfaat bagi Nasabah, diantaranya, biaya administrasi, konversi transaksi dan yang
lebih efisien, tersedianya alternatif pembiayaan perdagangan dan investasi langsung serta instrumen lindung nilai (hedging) dalam mata uang lokal, fitur penambahan batas waktu transaksi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap nasabah, dan diversifikasi eksposur mata uang yang digunakan dalam penyelesaian transaksi luar negeri,” ujar Ricky, Selasa (7/12/2021).
Muhamad Farid Kairi, Managing Director, Global Markets & Transaction Banking Maybank, menambahkan maybank Group menyambut baik dan selalu mendukung
penerapan LCS. "Kami berharap sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dan memberikan pencerahan bagi pelaku ekonomi di Malaysia dan Indonesia tentang potensi dan bagaimana
memanfaatkan kerangka kerja LCS dan relaksasi yang terjadi baru-baru ini. Kami akan terus berinovasi pada layanan solusi keuangan, sejalan dengan salah satu strategi utama bisnis Maybank Group untuk menjadi preferred ASEAN bank," beber dia.
Maybank Indonesia menyediakan beragam fasilitas yang dapat mendukung nasabah untuk melakukan transaksi bisnis perdagangan ekspor impor seperti layanan Cash Management dan juga Trade Finance
dimana hal ini juga didukung oleh kapabilitas layanan digital M2E untuk mempermudah transaksi nasabah.
Penerapan LCS bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan mata uang Dollar Amerika Serikat (USD), baik dalam transaksi perdagangan investasi maupun remittance. Nilai likuiditas juga semakin terjamin berkat adanya kerja sama kemitraan dengan bank di negara setempat yang juga bertindak sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).
Hal ini juga akan berdampak pada biaya hedging yang lebih efisien khususnya bagi pendanaan jangka panjang. “Merupakan suatu kehormatan bagi Maybank Indonesia yang ditunjuk sebagai ACCD, untuk dapat mendukung penerapan LCS. Hal ini merupakan wujud komitmen Maybank Indonesia yang tertuang pada
misi Humanising Financial Services, dimana kami berupaya untuk menciptakan solusi keuangan yang tidak hanya mampu mendukung kelangsungan bisnis para nasabah kami semata, tetapi juga dapat
memberi dampak luas bagi perekonomian,” tukas dia.
(SANDY)