Tak perlu mewah, cukup dengan hidup secara layak, dengan punya waktu yang leluasa untuk istirahat dan bercengkerama dengan keluarga, bagi Wasis, itu sudah menjadi angan-angan yang sangat ingin diwujudkan.
"Termasuk juga untuk istri saya. Saya ingin dia nggak perlu ikut capek cari duit. Susah-susah dia saya minta dari orang tuanya untuk hidup bareng saya, jadi ya harus saya jaga betul. Karena gaji dari bos juga udah mulai lumayan, jadi saya suruh istri berhenti jualan mainan. Sudah di rumah saja," tandas Wasis.
Dibeli
Pertengahan 2014, Wasis ingat betul, saat itu kondisi kesehatan bosnya mulai terganggu. Terlebih, ada beberapa urusan keluarga yang membuat Sang Bos tak lagi bisa concern mengurus bisnis Siomay Gondrong miliknya.
Dengan melihat perkembangan usaha yang cukup signifikan sejak dipegang oleh Wasis, maka Sang Bos tersebut pun menawarinya untuk mengambil alih bisnis tersebut, dengan tawaran mahar sebesar Rp200 juta.
Uang sebanyak itu, sudah termasuk melanjutkan masa kontrak pool siomay di Abadijaya yang masih tersisa beberapa tahun, seluruh alat dan perabotan berikut semua armada gerobak untuk berjualan yang berjumlah 5 unit, serta hak atas merek dagang Siomay Gondrong.