Dia menuturkan Indonesia memiliki penduduk muslim sangat besar, yang sekitar 229 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi. Menurut Toto, masyarakat muslim ini banyak yang sudah mempertimbangkan produk keuangan syariah sebagai salah satu sarana untuk menyempurnakan ibadah.
Dengan potensi tersebut, BSI memiliki ruang pertumbuhan bisnis yang sangat besar. Toto merinci produk digital yang potensinya besar utamanya adalah transaksi baik untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan sosial keagamaan seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf atau Ziswaf.
"Terlebih penduduk kelas menengah Indonesia juga tumbuh, sehingga kebutuhannya terhadap produk keuangan dengan basis digital semakin meningkat," imbuhnya.
Di luar itu, penghimpunan dana tabungan masyarakat dengan akad syariah pun akan dapat lebih kuat lagi dengan layanan digital. "Selanjutnya tentu untuk pembiayaan syariah yang mana prosesnya akan lebih cepat dan mudah bagi nasabah. Tentunya lebih prudensial dengan pengelolaan big data lebih kuat," jelas Toto.
Terpisah, Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat mengamini Toto. Analisa dia, salah satu tujuan utama dari integrasi internal BSI adalah penguatan bisnis digital. Khususnya adalah channel transaksi digital QRIS atau quick response code Indonesian standard yang saat ini semakin populer.