Dia menerangkan, perekonomian dunia pada 2024 diawali dengan optimisme pasar bahwa berbagai kebijakan yang dilakukan telah menurunkan ketidakpastian.
"Sehingga perekonomian global diperkirakan terhindar dari resesi, namun berbagai down side risk masih mewarnai pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Mahendra menambahkan, Pemilu 2024 yang berlangsung pada 14 Februari 2024 kemarin merupakan kali kelima setelah era reformasi. Ada 204,8 juta pemilih terdaftar dan time out 80% atau 164 juta pemilih yang jauh lebih besar daripada jumlah pemilih Pilpres di negara manapun di dunia.
Dengan begitu, kata dia, Indonesia bukan lagi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia. Namun, negara demokrasi presidensial terbesar di dunia.
"Selain itu, Pilpres di Indonesia dilakukan secara terbuka dan langsung, dibandingkan Amerika Serikat yang dilakukan dengan perwakilan setiap negara bagian," kata Mahendra.
(YNA)