sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penuhi Aturan Modal Inti, Bank NTB Syariah Pertimbangkan Lima Alternatif Solusi

Banking editor Taufan Sukma/IDX Channel
16/01/2023 01:33 WIB
Dari lima alternatif solusi yang diberikan pemegang saham tersebut, menurut Kukuh, pihaknya berfokus pada dua opsi.
Penuhi Aturan Modal Inti, Bank NTB Syariah Pertimbangkan Lima Alternatif Solusi
Penuhi Aturan Modal Inti, Bank NTB Syariah Pertimbangkan Lima Alternatif Solusi

IDXChannel - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) selaku pemegang saham pengendali dari Bank NTB Syariah, terus mencari cara untuk dapat meningkat modal inti perusahaan minimal sebesar Rp3 triliun pada 2024 mendatang.

Hal itu sesuai dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, di mana setiap bank diwajibkan memenuhi ketentuan modal minimum Rp3 triliun pada 2024 mendatang.

Masalahnya, hingga saat ini modal inti Bank NTB Syariah tercatat baru sebesar Rp1,37 triliun. Artinya, dibutuhkan tambahan permodalan sebesar Rp1,6 triliun lagi agar izin usaha perusahaan tidak dibekukan, atau bahkan statusnya diturunkan menjadi Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

"Sebagai solusi, kami dari pemegang saham (Pemprov NTB) diberikan lima alternatif, sembari berkomitmen penuh untuk menjaga kelangsungan kinerja perusahaan ke depan," ujar Direktur Utama Bank NTB Syariah, Kukuh Raharjo, dalam keterangan resminya, Minggu (15/1/2023).

Dari lima alternatif solusi yang diberikan pemegang saham tersebut, menurut Kukuh, pihaknya berfokus pada dua opsi, yaitu penyertaan aset milik pemegang saham dan menahan seluruh dividen untuk sepenuhnya dijadikan modal perusahaan.

Dari opsi penyertaan aset, Kukuh menjelaskan, pihaknya berpotensi mendapatkan tambahan modal sebesar Rp150 miliar hingga Rp160 miliar. Sedangkan dari dividen yang ditahan, perusahaan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp350 miliar.

"Jadi total ada tambahan penyertaan modal sebesar Rp500 miliar. Sisa Rp1,2 triliun lagi, yang akan coba dipenuhi pemegang saham lewat setoran atau penyertaan modal kembali," tutur Kukuh.

Sementara terkait opsi masuknya investor baru dalam struktur pemilik saham, Kukuh menyatakan bahwa pihak Pemprov NTB telah menegaskan bakal tetap memiliki saham Bank NTB Syariah secara penuh.

"Insya Allah, sebelum 2024 modal inti sudah bisa dipenuhi. Tiga tahun penambahan modal oleh 10 kabupaten/kota dan provinsi. Sekitar Rp20-an miliar setahun masing-masing, selama tiga tahun, sudah bisa menutupi kekurangan modal inti," tegas Kukuh. (TSA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement