Dari opsi penyertaan aset, Kukuh menjelaskan, pihaknya berpotensi mendapatkan tambahan modal sebesar Rp150 miliar hingga Rp160 miliar. Sedangkan dari dividen yang ditahan, perusahaan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp350 miliar.
"Jadi total ada tambahan penyertaan modal sebesar Rp500 miliar. Sisa Rp1,2 triliun lagi, yang akan coba dipenuhi pemegang saham lewat setoran atau penyertaan modal kembali," tutur Kukuh.
Sementara terkait opsi masuknya investor baru dalam struktur pemilik saham, Kukuh menyatakan bahwa pihak Pemprov NTB telah menegaskan bakal tetap memiliki saham Bank NTB Syariah secara penuh.
"Insya Allah, sebelum 2024 modal inti sudah bisa dipenuhi. Tiga tahun penambahan modal oleh 10 kabupaten/kota dan provinsi. Sekitar Rp20-an miliar setahun masing-masing, selama tiga tahun, sudah bisa menutupi kekurangan modal inti," tegas Kukuh. (TSA)