IDXChannel - Ketua Komite Tetap UKM Dan Koperasi Kadin Indonesia Sharmila Yahya mengatakan penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang meningkat harus dibarengi dengan pendampingan terhadap para pelaku UMKM tersebut.
Menurutnya, pendampingan terhadap para pelaku UMKM diperlukan agar penyaluran kredit tersebut dapat digunakan secara baik.
"Yang perlu dipikirkan adalah jangan sampai nanti kredit ini sudah dibagikan banyak kepada masyarakat, kemudian jika ada problem karena ketidaktahuan mengelola dengan baik akhirnya banyak kredit macet yang terjadi lagi di masyarakat," ujarnya dalam Market Review IDXChannel, Selasa (28/6/2022).
Sharmila menjelaskan, selama melakukan pendampingan terhadap para UMKM, dirinya masih banyak menemui para pelaku UMKM yang belum berani mengambil KUR tersebut.
Hal itu dikarenakan mereka memikirkan bagaimana cara mengembalikan kredit tersebut. "Mereka (Pelaku UMKM) inginnya pendampingan. Hal itu dikarenakan mereka masih memiliki rasa takut terhadap kredit tersebut tidak dapat dikembalikan," katanya.
Oleh karena itu, Sharmila berharap program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut diimbangi dengan pendampingan dari perbankan itu sendiri, kemudian juga dari stakeholder lainnya.
"Jadi bukan hanya jualan uang saja. Tetapi ketika mereka kita edukasi dan berikan pendampingan, kita siapkan pasarnya, mereka berbondong-bondong ingin mengambil kredit tersebut," katanya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebesar 16,75 persen pada April 2022 bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penyaluran kredit ke sektor usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM pada April 2022 mencapai Rp1.195 triliun. Jika dilihat dari besaran skala usaha, maka porsi kredit pada usaha mikro adalah mencapai Rp412,6 triliun pada April 2022.
(SAN)