Namun, ia melihat adanya kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu dengan strategi memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital.
Selain berkolaborasi dengan Bibit dan Gojek, Jago juga bekerjasama dengan sejumlah fintech lending, multifinance dan institusi keuangan lain berbasis digital.
"Pola kerjasama pembiayaan (partnership lending) ini memampukan Jago untuk ekspansif namun dengan pengelolaan risiko yang lebih terkendali," tegasnya.
Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (NPL) yang berada di level 0,6%. Pertumbuhan kredit sebesar 502% berdampak pada pendapatan bunga yang meningkat 478% menjadi Rp355 miliar.
Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104% menjadi Rp38 miliar. Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp318 miliar, atau tumbuh 640%. (NDA)