Aset Allo Bank juga naik 138% menjadi Rp11,06 triliun menyusul keberhasilan langkah untuk meningkatkan modal awal di tahun lalu.
Pada saat yang sama, liabilitas atau kewajiban Allo Bank juga mengalami peningkatan 39% YoY menjadi Rp4,65 triliun, terutama didukung oleh keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan simpanan pelanggan, yang naik 108% menjadi Rp44 triliun.
Meskipun Bank Jago sudah memiliki rasio dana murah (CASA) lebih dari 70% dan biaya dana sekitar 2%. Adapun rasio CASA menunjukkan proporsi dana murah dibanding total dana pihak ketiga yang diperoleh perbankan.
Ini menunjukkan bahwa bank memiliki posisi yang baik untuk menumbuhkan buku pinjamannya ditambah menghasilkan margin bunga bersih sebesar 10%, yang secara signifikan di atas empat bank teratas di Indonesia yang NIM-nya berkisar antara 4,6% hingga 7,8%.
Di akhir Januari lalu, saham emiten bank digital ambruk berjamaah setelah usainya euforia bank digital pada 2021 lalu. Kendati demikian, industri ini masih prospektif di tahun 2023 seiring bertumbuhnya kinerja emiten.
Saham emiten bank digital saat ini sudah merosot hingga 80 persen bila dibandingkan dengan harga sahamnya saat bank digital tengah ‘hype’ di tahun 2021 lalu. (ADF)