IDXChannel – PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menyiapkan strategi bisnis berkelanjutan di usianya menginjak 51 tahun.
"Memasuki usia ke-51 tahun manajemen Jasindo pun kembali menegaskan komitmenya untuk dapat menjalankan bisnis perusahaan yang berkelanjutan. Mengacu pada visi-misi Perusahaan, manajemen Jasindo telah kembali memfokuskan bisnisnya pada segmen korporasi sebagai core competence," kata Direktur Utama Asuransi Jasindo Andy Samuel lewat keterangan tertulisnya, Rabu (5/6/2024).
Dia menambahkan, dengan pengalaman yang panjang serta ditopang ekosistem yang besar dan kuat, manajemen Jasindo siap menjadi pemimpin pasar (market leader) di industri asuransi umum.
"Dengan sudah kembali pada keahliannya, Jasindo siap untuk menjadi market leader di segmen dan lini usaha yang menjadi core competence," katanya.
Andy melanjutkan, Jasindo mencatatkan kinerja yang positif di sepanjang 2023 hingga 2024. Kinerja positif ini, ditopang dari upaya transformasi yang dilakukan manajemen Jasindo sejak tahun lalu.
Menurut dia, 2022 menjadi tonggak penting bagi Jasindo guna memulai rangkaian inisitiatif strategis perusahaan dalam rangka membenahi serta menciptakan bisnis asuransi yang berkelanjutan. Di mana, inisiatif strategis tersebut diimplementasikan melalui enam inisiatif utama yang disertakan pada Rencana Penyehatan Keuangan (RPK).
"Selain melakukan restrukturisasi Asuransi Kredit dan menegaskan kembali prinsip Good Corporate Governance (GCG), Jasindo juga telah berhasil mendongkrak Risk Based Capital (RBC) di atas 120% yang menjadi ketentuan di industri asuransi," katanya.
Andy melanjutkan, sebagai komitmen dalam menjaga keberlanjutan implementasi enam inisiatif utama yang telah dilakukan, pada 2022 manajemen menyusun kembali strategi bisnis yang diwujudkan dalam remodelling business dengan sentralisasi proses akseptasi, klaim, dan keuangan ke kantor pusat atau Head Office.
Selanjutnya pada 2023, perusahaan menegaskan upaya sentralisasi tersebut dengan merealisasikan perubahan struktur organisasi, sehingga Representative Office tidak lagi memiliki fungsi teknik dan keuangan.
Upaya ini, kata Andy, dimaksudkan agar kantor-kantor pelayanan atau Representative Office Jasindo di daerah dapat berfokus pada penetrasi bisnis. Yang mana, fokus utama penetrasinya diarahkan pada segmen korporasi, baik BUMN maupun Non BUMN melalui produk-produk yang menjadi core competence Perusahaan.
Berangkat dari strategi itu, dia optimistis manajemen Jasindo mampu mewujudkan visi Perusahaan di dalam penyediaan jasa asuransi pilihan pelanggan melalui layanan bernilai tambah dan berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan bangsa.
"Apalagi saat ini Jasindo juga menjadi bagian holding perusahaan asuransi dan penjaminan BUMN, yakni IFG yang diketahui memiliki ekosistem yang besar. Dengan juga menerapkan risk management partnership yang prima, kami yakin dapat memahami kebutuhan proteksi tertanggung," pungkasnya.
(NIY)