Andy melanjutkan, sebagai komitmen dalam menjaga keberlanjutan implementasi enam inisiatif utama yang telah dilakukan, pada 2022 manajemen menyusun kembali strategi bisnis yang diwujudkan dalam remodelling business dengan sentralisasi proses akseptasi, klaim, dan keuangan ke kantor pusat atau Head Office.
Selanjutnya pada 2023, perusahaan menegaskan upaya sentralisasi tersebut dengan merealisasikan perubahan struktur organisasi, sehingga Representative Office tidak lagi memiliki fungsi teknik dan keuangan.
Upaya ini, kata Andy, dimaksudkan agar kantor-kantor pelayanan atau Representative Office Jasindo di daerah dapat berfokus pada penetrasi bisnis. Yang mana, fokus utama penetrasinya diarahkan pada segmen korporasi, baik BUMN maupun Non BUMN melalui produk-produk yang menjadi core competence Perusahaan.
Berangkat dari strategi itu, dia optimistis manajemen Jasindo mampu mewujudkan visi Perusahaan di dalam penyediaan jasa asuransi pilihan pelanggan melalui layanan bernilai tambah dan berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan bangsa.
"Apalagi saat ini Jasindo juga menjadi bagian holding perusahaan asuransi dan penjaminan BUMN, yakni IFG yang diketahui memiliki ekosistem yang besar. Dengan juga menerapkan risk management partnership yang prima, kami yakin dapat memahami kebutuhan proteksi tertanggung," pungkasnya.
(NIY)