6. Likuiditas jaminan
Tinggi rendahnya suatu bunga pinjaman bank dipengaruhi oleh likuiditas jaminan. Jadi, semakin mudah jaminan tersebut untuk dijual pada pihak ketiga, maka besaran bunga pinjaman akan semakin rendah. Ini berlaku sebaliknya.
Untuk jaminan likuid contohnya sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan dapat lebih gampang dicarikan ketimbang jaminan tanah.
7. Bonafiditas perusahaan
Suku bunga pinjaman yang akan diberikan biasanya juga bergantung pada bonafiditas perusahaan. Sebab, perusahaan yang memiliki reputasi baik memiliki risiko kredit macet yang relatif rendah. Hal ini berlaku sebaliknya.
8. Tingkat kompetitif produk
Produk yang kompetitif memiliki tingkat kelakuan yang tinggi. Semakin kompetitif suatu produk, maka semakin rendah bunga pinjaman bank yang akan diberikan, dan sebaliknya.
Penyebab hal tersebut dikarenakan bahwa semakin laku produk di pasaran, maka semakin terjamin tingkat pengembalian kreditnya.
9. Hubungan baik
Semakin loyal seorang nasabah pada suatu bank, maka semakin rendah suku bunga pinjaman yang akan diberikan. Hal ini disebabkan oleh penggolongan jenis nasabah yang dilakukan oleh bank. Biasanya, penggolongan tersebut terbagi atas nasabah primer atau utama dan nasabah sekunder atau biasa. Untuk menentukan golongan tersebut, bank biasanya mengukur loyalitas atau keaktifan nasabah pada bank.
10. Jaminan pihak ketiga
Pihak pemberi jaminan yang memiliki reputasi baik dalam pembayaran dan memiliki loyalitas tinggi pada bank biasanya mendapatkan suku bunga pinjaman yang rendah. Begitu pula sebaliknya.
Nah, ternyata ada 10 faktor yang dapat mempengaruhi suku bunga pinjaman.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan faktor tersebut berasal dari pihak luar seperti perintah, peminjam, perusahaan, dan pihak ketiga.
Maka dari itu, bisa kita pahami bahwa besaran bunga bank bukanlah ditentukan oleh keputusan sepihak oleh bank saja melainkan dari faktor lainnya.
(Penulis Hafiz Habibie magang)
(SAN)