"Kalau tingkat suku bunga dinaikan itu akan ada konsukuensi yang lain, yaitu terhadap penyaluran kredit ke sektro ril yang artinya akan mengikat atau menahan pemulihan ekonomi," katanya.
"Jadi saya rasa dengan melihat tekanan global yang ada sekarang dengan cadangan devisa dulu. Baru kemudian kalau ada tekanan yang lebih besar, ini mungkin bisa dipertimbangkan dengan menaikan tingkat suku bunga secara perlahan dan tidak melonjal seperti yang dilakukan oleh The Fed," tambahnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2022 tetap tinggi sebesar 135,6 miliar dolar AS, relatif stabil dibandingkan dengan posisi pada akhir April 2022 sebesar 135,7 miliar dolar AS.
Perkembangan posisi cadangan devisa pada Mei 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, pajak dan jasa, serta kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
(SAN)