Pertumbuhan DPK yang tinggi mendorong perbaikan rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) menjadi 119% pada akhir kuartal II-2022 dari 146% pada akhir 2021. Bank Jago mencatatkan NIM 10,8% dan memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 110%, cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
"Hingga akhir Juni 2022 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp14,6 triliun, tumbuh 44,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," pungkasnya.
Untuk terus menjaga performa perusahaan, kata Kharim, mereka kini fokus memperkuat strategi kolaborasi dengan ekosistem keuangan digital. Baik dengan multifinance, financial technology, serta lembaga keuangan digital lainnya.
“Kolaborasi menjadi kata kunci bagi Bank Jago untuk terus tumbuh positif dan solid. Untuk itu, Bank Jago akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan sejumlah ekosistem,” pungkasnya.