IDXChannel - PT Bank Mega Tbk (MEGA) berhasil mencatatkan laba bersih menjadi Rp4,01 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,01 triliun atau tumbuh 33,23 persen.
Sementara laba sebelum pajak tumbuh sebesar 33,31 persen menjadi Rp4,95 triliun dari posisi sebelumnya sebesar Rp3,72 triliun.
Direktur Utama Kostaman Thayib mengatakan, pertumbuhan laba tersebut diperoleh dari pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) yang naik sebesar 23,70 persen menjadi Rp4,84 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,91 triliun.
“Selain pendapatan bunga bersih, pendapatan laba Bank Mega juga disebabkan oleh kenaikan pendapatan selain bunga (fee based income) sebesar 7,55 persen menjadi Rp3,14 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,92 triliun”, terang Kostaman, Sabtu (26/2/2022).
Total asset tercatat tumbuh 18,43 persen menjadi Rp132,88 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp112,20 triliun.
Di tahun 2021, Mega mencatat pertumbuhan kredit sebesar 25,14 persen menjadi Rp60,68 triliun dari Rp48,59 triliun di tahun 2020. Pertumbuhan kredit tersebut jauh di atas pertumbuhan industri perbankan yang tercatat hanya mengalami pertumbuhan 5,21 persen(yoy).
Kredit korporasi merupakan segmen kredit dengan pertumbuhan terbesar, yaitu meningkat 52,36 persen menjadi Rp39,93 triliun dari Rp26,21 triliun pada tahun 2020. Pertumbuhan kredit ini juga diiringi dengan semakin membaiknya kualitas kredit Bank Mega.
NPL gross membaik menjadi 1,12 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,39 persen. Sedangkan NPLnett menjadi 0,81 persen dari tahun 2020 yang sebesar 1,07 persen.
Rasio NPL gross ini dibawah rata-rata industri perbankan sebesar 3 persen. Pada penghimpunan Dana Pihak Ketiga, Bank Mega berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,90 persen menjadi Rp98,91 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp79,19 triliun.
Pertumbuhan ini juga diiringi dengan membaiknya komposisi rasio dana murah dengan dana mahal menjadi 31,15 persen : 68,85 persen berbanding 28,12 persen : 71,88 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini berdampak terhadap penurunan biaya dana (cost of fund) menjadi 3,55 persen dari sebelumnya 5,15 persen.
Giro meningkat sebesar 92,16 persen menjadi Rp16,36 triliun pada Desember 2021 dari posisi sebelumnya sebesar Rp8,51 triliun. Tabungan meningkat sebesar 5,10 persen menjadi Rp14,45 triliun pada posisi Desember 2021 dari posisi sebelumnya sebesar Rp13,75 triliun.
Sementara Deposito meningkat sebesar 19,63 persen menjadi sebesar Rp68,10 triliun pada posisi Desember 2021 dari posisi sebelumnya sebesar Rp56,92 triliun.
Rasio keuangan pada tahun 2021 juga menunjukan perbaikan. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) secara konsisten terus meningkat seiring dengan Laba Bank Mega yang terus meningkat
ROA naik menjadi 4,22 persen dari posisi tahun sebelumnya sebesar 3,64 persen. Semakin tingginya ROA Bank Mega menunjukkan kemampuan Bank Mega untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi dalam mengelola asetnya.
Seiring dengan meningkatnya ROA, ROE atau Return on Equity Bank Mega juga secara konsisten meningkat. ROE Bank Mega meningkat menjadi 23,49 persen di tahun 2021 dari 19,42 persen di tahun 2020.
Semakin tingginya ROE Bank Mega menunjukkan kemampuan Bank Mega menghasilkan laba yang lebih tinggi untuk pemegang saham.
LDR atau Loan to Deposit Ratio Bank Mega masih berada di kisaran 60 persen di tahun 2021. Hal ini menunjukkan besarnya cadangan likuiditas yang dimiliki oleh Bank Mega. (RAMA)