sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kebijakan Sering Berubah, Industri Hilir Nikel Dinilai Tidak Akan Maksimal

Economia editor Oktiani Endarwati
18/02/2021 13:15 WIB
Industri hilir nikel di Indonesia dinilai belum siap, hal ini dinyatakan oleh Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Cirrus), Budi Santoso.
Industri Hilir Nikel Dinilai Tidak Akan Maksimal. (Foto: MNC Media)
Industri Hilir Nikel Dinilai Tidak Akan Maksimal. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Industri hilir nikel di Indonesia dinilai belum siap, hal ini dinyatakan oleh Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Cirrus), Budi Santoso. Sehingga, potensi yang terkandung dalam tambang ini belum bisa maksimal.

Menurut dia, hal ini terjadi akibat perubahan kebijakan yang begitu drastis, yakni penutupan keran ekspor bijih nikel. Alhasil, pelaku usaha tidak siap untuk mengantisipasinya.

"Karena memang kondisi pertambangan kita yang seharusnya dari tahun 2009, kebijakan yang mewajibkan hilirisasi harusnya sustain, kontinu, dan tidak berubah. Ada kesan perubahan yang menyebabkan pengusaha kita menjadi tidak siap," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Kamis (18/2/2021).

Dia melanjutkan, kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor bijih nikel terkesan mendadak meskipun sudah diperingatkan sejak 10 tahun lalu. "Tetapi ketika pelaksanaan dari Undang-Undang itu tidak konsisten. Itulah yang menjadi pengusaha kita tidak siap," ungkapnya.

Di sisi lain, masih banyak keluhan pengusaha pertambangan terkait perizinan dan juga masalah teknikal. Para pelaku usaha tambang juga harus menghadapi masalah finansial.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement