Rosan mengatakan, kehadiran Danantara merupakan wujud kongkret pemerintah untuk membangun perekonomian nasional. Mencapai target pertumbuhan 8 persen seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto selama masa kepemimpinannya.
"Oleh sebab itu, kehadiran Danantara suatu bentuk konkret dari kehadiran pemerintah dalam menjaga pertumbuhan perekonomian ke depan," tutur Menteri Investasi dan Hilirisasi Indonesia itu.
Lebih jauh Rosan menambahkan, sejak diluncurkan pada 24 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo, total Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah bergabung dengan Danantara sebanyak 844 perusahaan per 21 Maret 2025.
Menurutnya, Danantara hadir di waktu yang tepat ketika memanasnya tensi geopolitik dan ekonomi global yang menyeret dampak terhadap perekonomian nasional. Harapannya, Danantara bisa menjadi sandaran dan memperkuat perekonomian nasional.
"Danantara hadir dalam waktu yang sangat tepat. Kenapa? karena kalau kita lihat pada akhir-akhir hari ini tensi dari geopolitik, geoekonomi dunia yang sudah semakin meningkat tajam, menyadarkan banyak bangsa di dunia ini bahwa kita harus bersandar kepada kekuatan ekonomi kita sendiri," kata Rosan.
"Tidak bisa kita bersandar kepada eksternal kekuatan ekonomi orang lain, atau bangsa lain. Oleh sebab itu, kehadiran Danantara benar-benar hadir pada waktu yang sangat tepat," ujarnya.
(Fiki Ariyanti)