sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

ADB Beri Pinjaman PLN Rp8,5 Triliun

Economics editor Michelle Natalia
13/12/2021 16:34 WIB
Tujuan ADB memberikan pinjaman ini untuk memperkuat pasokan listrik dan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan.
ADB Beri Pinjaman PLN Rp8,5 Triliun (FOTO: MNC Media)
ADB Beri Pinjaman PLN Rp8,5 Triliun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Asian Development Bank (ADB) memberikan pinjaman kepada PT PLN (Persero) sebesar USD600 juta atau sekitar Rp8,59 triliun. Tujuan dari pemberian pinjaman ini untuk memperkuat pasokan listrik dan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan.

“Program ini akan meningkatkan akses ke energi berkelanjutan dan andal di kawasan barat dan tengah Pulau Jawa, wilayah yang dihuni 41persen penduduk Indonesia, termasuk sekitar 30 juta warga miskin atau yang hidup dekat garis kemiskinan,” kata Spesialis Keuangan Senior ADB Daniel Miller di Jakarta, Senin (13/12/2021).

Program Akses Energi Berkelanjutan dan Andal (Sustainable and Reliable Energy Access Program) akan merehabilitasi, memperkuat, dan memperluas jaringan listrik PLN, serta mendorong penggunaan energi bersih. Program ini juga akan meningkatkan manajemen limbah dan manajemen aset PLN, pengadaan, serta pendidikan masyarakat. Program ini akan memberi manfaat bagi lima provinsi: Banten, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Jogjakarta.


 “Wilayah ini juga memiliki 11,3 juta, atau 56persen dari seluruh usaha mikro dan kecil (UMK) di Indonesia. Melalui penyediaan listrik yang andal dan berkelanjutan, program ini akan meningkatkan kualitas hidup, mendukung terselenggaranya layanan publik yang penting, serta menciptakan

pekerjaan. Program akan mempercepat pemulihan ekonomi di Pulau Jawa dan membantu mengubah daerah-daerah miskin menjadi mesin pertumbuhan melalui agro-industri, pariwisata, dan UMK," katanya.
 
Pulau Jawa sebagai kawasan ekonomi utama Indonesia telah berhasil mencapai akses listrik universal, tetapi pertumbuhan ekonominya masih terkendala oleh gangguan listrik dan kebocoran listrik. Agar mampu mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih tinggi, Pulau Jawa akan memerlukan listrik sebanyak 259 terawatt-jam pada 2030, atau 66,4persen dari proyeksi kebutuhan listrik di Indonesia. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan penguatan jaringan listrik Pulau Jawa dan transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta kapasitas untuk mengintegrasikan lebih banyak energi terbarukan ke dalam jaringan.
Pinjaman tersebut, dengan jaminan dari Pemerintah Indonesia, akan meningkatkan jalur transmisi PLN, otomatisasi jaringan listrik, dan fasilitas penyimpanan limbah berbahaya. Pinjaman ini juga memperkuat proses bisnis digitalisasi PLN, seperti e-procurement dan mendukung pemasangan lebih banyak stasiun pengisian bagi kendaraan listrik.
 
Program ini akan bermanfaat bagi perempuan dan anak perempuan, yang menanggung beban tanggung jawab rumah tangga, dengan memperbesar partisipasi mereka dalam kegiatan yang bergantung pada energi dan meningkatkan pendapatan, seperti produksi barang lokal, pengolahan pertanian, dan pariwisata.
 
Selain itu, ADB akan mengelola hibah senilai USD500.000 dari Republik Korea, yaitu Dana e-Asia dan Kemitraan Pengetahuan (e-Asia and Knowledge Partnership Fund), untuk program ini. Bantuan teknis akan mendanai pelatihan staf PLN dalam teknologi yang sedang berkembang pesat, termasuk perencanaan dan otomatisasi sistem jaringan listrik, pengoperasian jaringan listrik dengan kapasitas pembangkitan listrik terbarukan yang makin besar, layanan pengisian daya kendaraan listrik, dan sistem penyimpanan energi skala utilitas.
 
Kemitraan negara ADB untuk Indonesia 2020–2024 difokuskan untuk meningkatkan pemulihan ekonomi Indonesia melalui infrastruktur energi yang berkelanjutan dan tangguh. Melalui pinjaman berbasis hasil, penyaluran dana dikaitkan dengan pencapaian hasil program untuk mendorong akuntabilitas dan efektivitas reformasi pemerintah, dengan membangun sistem insentif untuk berbagai capaian yang berkelanjutan.
 
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota—49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik. (RAMA)

Advertisement
Advertisement