Ario mengharapkan investasi Adaro di komoditas alumunium dapat mengurangi nilai impor, memberi nilai tambah dan meningkatkan penerimaan pajak negara.
"Kami juga berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," lanjutnya.
Ario memaparkan akan mengajak mitra bisnis dari luar negeri yang berpengalaman di bidangnya untuk mengembangkan produk alumunium sejalan dengan meningkatnya permintaan.
“Kami optimis permintaan dunia atas produk aluminium akan terus meningkat, terutama untuk kabel, baterai, dan sasis. Kami juga berharap di masa mendatang, industri lainnya seperti industri panel surya dan mobil listrik yang membutuhkan aluminium juga bisa diproduksi di sini." tuturnya.
Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).