Dari segi investasi, di tahun 2023 tercatat Rp1.418,9 triliun dan ini tentu lebih tinggi dari pada target sebesar Rp1.400 triliun dan menciptakan tenaga kerja 1,8 juta.
Selanjutnya, kondisi perbankan kuat tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing diatas 50% dan 10%, CAR masih baik 27,72%, secara historis posisi devisa netonya 1-5% dan total utang luar negerinya 6% dari total kewajiban perbankan dan valas 15% dari kredit jadi valas pun realisasinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kredit valas.
"Tentunya beberapa hal yang pemerintah terus menjaga yaitu cash rasio dan hedging rasio, pemerintah sudah mendorong devisa hasil ekspor sehingga tentu kalau tidak ada kebutuhan dolar tidak diberikan, artinya kalau kebutuhan dolarnya masih jauh tidak perlu sekarang mencari dolar dan devisa sampai Maret masih di 140 miliar," jelasnya.
Pemerintah juga terus mendorong penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT). Airlangga menegaskan saat ini Malaysia, Thailand, Jepang, dan China sudah dan MoU sedang dilakukan dengan Singapura dan Korea Selatan, dan ini akan diperluas ke India Saudi Arabia dan ASEAN.
(SAN)