sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Airlangga Beberkan Cara Pemerintah Mitigasi Gejolak Geopolitik

Economics editor Anggie Ariesta
23/04/2024 10:05 WIB
Secara geopolitik yang sedang melandai beberapa hari ini, depresiasi rupiah masih lebih baik dari mata uang regional lainnya.
Airlangga Beberkan Cara Pemerintah Mitigasi Gejolak Geopolitik (FOTO:MNC Media)
Airlangga Beberkan Cara Pemerintah Mitigasi Gejolak Geopolitik (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang dilakukan pemerintah untuk memitigasi gejolak konflik Timur Tengah yang sedang terjadi.

Menurut Airlangga, secara geopolitik yang sedang melandai beberapa hari ini, depresiasi rupiah masih lebih baik dari mata uang regional lainnya. Rupiah masih terdepresiasi 5,16% year to date (ytd) ke level Rp16.235 per dolar AS.

"NT Taiwan terdepresiasi lebih dalam 5,95%, kemudian Won Korea Selatan juga terdepresiasi 6,62%, kemudian Baht Thailand 7,78% dan Jepang Yen terdepresiasi 8,93%, jadi Indonesia relatif fundamental cukup bagus," kata Airlangga dalam konferensi pers update data ekonomi di kantornya, Jakarta, dikutip Selasa (23/4/2024).

Beralih ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang walaupun turun sedikit ke 7.072, namun lebih baik dari Hong Kong dan Thailand. Hong Kong minus 3,14% dan Thailand minus 4,78%.

Sedangkan dari segi indeks dolar tercatat naik ke 4,77% dari 101 ke 106. Untuk obligasi RI tercatat naik sedikit dari 645 ke 702 dan kita ketahui dalam setiap ada gejolak geopolitik harga emas naik dari USD2062 ke USD2359 per troy ons. Kemudian untuk harga nikel naik dari USD18.000 ke USD19.000.

Dari segi neraca perdagangan, Indonesia mencatatkan surplus positif di USD4,47 miliar pada Maret 2024 dan angka ini lebih tinggi dibandingkan Maret tahun lalu. Dengan kata lain, surplus beruntun 47 bulan secara berturut-turut.

Sementara itu, untuk harga minyak mentah Brent naik sedikit di USD86, WTI naik ke USD82, ICP di USD83,78, nikel di USD19.326, CPO MYR4.035, kemudian batu bara turun di USD129,6.

Terkait ekspor 3 komoditas utama, lanjut Airlangga, CPO, nikel maupun tembaga mencapai USD55,1 miliar di tahun 2023 dengan share USD21,3 miliar terhadap total ekspor. "Ini jauh lebih besar daripada impor minyak 32,1 miliar atau share 14,5%, artinya terjadi natural hedging antara ekspor Indonesia dan kebutuhan impor yang tinggi," ujarnya.

Kemudian dari stabilitas makro, seperti kita ketahui inflasi di bulan Maret sebesar 3,05% yoy ini masih dalam range 2,5% +-1.

Berdasarkan rating internasional juga relatif baik dan indeks kepercayaan konsumen relatif tinggi tumbuh 3,5% yoy. "Jadi eceran selama bulan puasa dan Idulfitri naik 3,5% yoy, kemudian PMI di level 54,2 lebih tinggi dari ASEAN yang 51,5," kata Airlangga.

Dari segi investasi, di tahun 2023 tercatat Rp1.418,9 triliun dan ini tentu lebih tinggi dari pada target sebesar Rp1.400 triliun dan menciptakan tenaga kerja 1,8 juta.

Selanjutnya, kondisi perbankan kuat tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK)  masing-masing diatas 50% dan 10%, CAR masih baik 27,72%, secara historis posisi devisa netonya 1-5% dan total utang luar negerinya 6% dari total kewajiban perbankan dan valas 15% dari kredit jadi valas pun realisasinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kredit valas.

"Tentunya beberapa hal yang pemerintah terus menjaga yaitu cash rasio dan hedging rasio, pemerintah sudah mendorong devisa hasil ekspor sehingga tentu kalau tidak ada kebutuhan dolar tidak diberikan, artinya kalau kebutuhan dolarnya masih jauh tidak perlu sekarang mencari dolar dan devisa sampai Maret masih di 140 miliar," jelasnya.

Pemerintah juga terus mendorong penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT). Airlangga menegaskan saat ini Malaysia, Thailand, Jepang, dan China sudah dan MoU sedang dilakukan dengan Singapura dan Korea Selatan, dan ini akan diperluas ke India Saudi Arabia dan ASEAN.

(SAN)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement