Selain itu, Airlangga juga mengutip data Bank Dunia dimana dalam 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan porsi kelas menengah dari 7 persen menjadi 20 persen dari total penduduk.
"Oleh karena itu, peningkatan kualitas dan kuantitas kelas menengah tentu membantu percepatan pertumbuhan ekonomi, serta memperluas pemerataan kesejahteraan," ujarnya.
Mantan menteri perindustrian itu menambahkan, tantangan berikutnya bagi pemerintah adalah memperluas porsi kelas menengah. Menurut dia, tantangannya cukup besar sehingga memerlukan integrasi program-program pemberdayaan ekonomi dengan memanfaatkan Regsosek.
Dia menyebut identifikasi program di Kementerian Lembaga (K/L) harus mempertimbangkan empat pendekatan, yaitu akses terhadap pekerjaan, peningkatan kapasitas SDM, peningkatan kapasitas UMKM, dan akses pembiayaan UMKM. Semua ini harus berbasis pada data yang didasarkan pada sumber yang sama atau dipadankan dengan Regsosek," katanya.
Airlangga menilai, kehadiran data tunggal ini penting untuk konvergensi lintas sektor K/L, terutama dalam implementasi program pemberdayaan ekonomi. Dengan begitu, Regsosek ini bisa berperan dalam mencapai target pemerintah menuju Indonesia Emas di tahun 2045.
(RFI)