Menurutnya, rekrutmen berkualitas juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan publik di Indonesia. Selama ini, perekrutan tenaga honorer dilakukan dengan sembarangan dengan tidak memerhatikan kebutuhannya.
Birokrasi pun menjadi tidak profesional, pelayanan publik lambat dan tidak berkualitas. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap terhambatnya investasi di Indonesia dan pada akhirnya menghambat terciptanya lapangan pekerjaan baru.
“Inilah siklus negatif yang berusaha kita hapus. Selama ini, k/l dan pemda banyak disuruh serap masyarakat Indonesia karena tingkat pengangguran tinggi. Akar permasalahannya di rekrutmen tidak berkualitas, ini yang kami coba atur,” pungkas Azwar.
(FAY)