sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Amandemen Cadangan Emas Bank Sentral Italia Dikritik ECB, Rentan Penyalahgunaan

Economics editor Nia Deviyana
04/12/2025 03:00 WIB
Langkah tersebut, dinilai ECB berpotensi membuka pintu bagi pemerintah untuk menggunakannya secara sewenang-wenang.
Amandemen Cadangan Emas Bank Sentral Italia Dikritik ECB, Rentan Penyalahgunaan. Foto: ESG Today.
Amandemen Cadangan Emas Bank Sentral Italia Dikritik ECB, Rentan Penyalahgunaan. Foto: ESG Today.

IDXChannel - Bank Sentral Eropa (ECB) mendesak Italia untuk mempertimbangkan kembali amandemen parlemen yang menyatakan bahwa cadangan emas bank sentral nasional adalah milik rakyat Italia, menurut sebuah dokumen yang dipublikasikan pada Rabu (3/12/2025).

Langkah tersebut, dinilai ECB berpotensi membuka pintu bagi pemerintah untuk menggunakannya secara sewenang-wenang.

Bank of Italy, bank sentral negara tersebut, memiliki cadangan emas nasional terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat (AS) dan Jerman. Total 2.452 ton emas tersebut bernilai sekitar USD300 miliar atau sekitar 13 persen dari output nasional Italia.

"Pihak berwenang Italia diminta untuk meninjau kembali rancangan ketentuan tersebut, dengan mempertimbangkan pentingnya menjaga independensi kinerja Bank of Italy," kata ECB, dilansir Investing, Rabu (3/12/2025).

Kritik ECB berpotensi membuat pemerintah Italia membatalkan usulan yang menyatakan bahwa emas milik bank sentral itu adalah milik rakyat.

Politikus dari berbagai partai selama bertahun-tahun berupaya memperjelas kepemilikan emas tersebut, dengan sebagian melihat kemungkinan penjualan cadangan emas untuk mengurangi utang publik atau mendanai pemotongan pajak dan belanja pemerintah. Namun semua usulan itu selalu mendapatkan penolakan oleh otoritas Uni Eropa.

"Saat menjalankan tugas memegang dan mengelola cadangan emas, baik ECB maupun bank sentral nasional termasuk Bank of Italy, maupun anggota badan pengambil keputusan, tidak boleh meminta atau menerima instruksi dari pemerintah negara anggota manapun," kata ECB.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement