“SPHP akan terus berjalan, tidak boleh berhenti. Sepanjang tahun kami jalankan dengan cermat dan terukur. Kami sesuaikan pola distribusinya dengan kondisi lapangan agar tepat sasaran dan tepat waktu,” ujarnya dalam keterangan pers di Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian Serpong, Tangerang, Banten, dikutip pada Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, distribusi beras SPHP akan difokuskan secara dinamis sesuai siklus produksi di lapangan. Ketika daerah produsen tengah memasuki musim panen raya, pasokan SPHP akan diarahkan ke wilayah nonprodusen seperti daerah pegunungan atau perkotaan yang memiliki keterbatasan pasokan lokal.
“Strateginya, kalau nanti musim panen, puncak di bulan Maret, April, dan Mei, itu SPHP disalurkan di daerah-daerah yang bukan daerah produsen padi. Tujuannya agar harga stabil merata dan masyarakat tidak terbebani, sekaligus menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh,” katanya.
Pendekatan tersebut, kata Amran, juga diperkuat dengan sistem pemantauan harga harian yang dilakukan Bapanas bersama stakeholder terkait. Melalui kolaborasi lintas lembaga, pergerakan harga dan ketersediaan beras dapat dipantau, sehingga keputusan penyaluran SPHP lebih akurat dan cepat.