Selain menjaga kestabilan harga di tingkat konsumen, program SPHP juga berfungsi sebagai bantalan bagi petani saat panen raya agar harga gabah tetap menguntungkan. Dengan pengaturan distribusi berdasarkan musim tanam dan panen, pemerintah berupaya menjaga keseimbangan harga di hulu dan hilir.
“Kita harus jaga dua sisi, petani tetap sejahtera, konsumen tetap bisa membeli beras dengan harga wajar. Itulah fungsi SPHP sebagai instrumen stabilisasi nasional,” ujar Amran.
Lebih lanjut, Amran menegaskan, keberhasilan SPHP tidak lepas dari dukungan kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang berorientasi pada swasembada pangan nasional.
Dia menyebut, produksi beras nasional tahun 2025 meningkat signifikan sebesar 13,54 persen menjadi 34,77 juta ton, sementara stok beras nasional mencapai 3,8 juta ton.
“Kita punya cadangan kuat, produksi meningkat, dan SPHP yang aktif di lapangan,” katanya.
(Dhera Arizona)