Melansir Reuters, IEA melihat permintaan 2023 menyentuh rekor 101,9 juta barel per hari, angka tersebut naik 2 juta barel per hari pada tahun lalu.
IEA mengatakan pihaknya memperkirakan pasokan minyak global turun 400.000 bpd pada akhir tahun,
Amerika Serikat dan Brasil meraup untung di luar aliansi produsen, dilanjut dengan Norwegia dan Ekuador yang memberikan kontribusi signifikan.
Meningkatnya stok minyak global diprediksi telah memengaruhi keputusan OPEC. Sementara itu, ekspor minyak Rusia pada bulan Maret mencapai level tertinggi sejak April 2020 karena aliran produk minyak yang kuat, kata IEA.
Pendapatan Rusia di bulan Maret naik USD 1 miliar (RP 14,9 triliun) per bulan menjadi USD 12,7 miliar (RP 188,5 triliun), tetapi masih 43% lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Penulis: Annabela Zahwa
(SLF)