"Super commodity price ini tentu akan berakibat bagi Indonesia secara tidak langsung, salah satunya harga minyak yang sudah mulai bergerak sampai USD150 per barel," tuturnya.
Airlangga mewaspadai kenaikan harga minyak dapat berimbas terhadap kemampuan fiskal. Ia menilai konflik Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan bakal membuat disrupsi rantai pasokan / supply chain di tingkat global.
"Disrupsi ini sangat mengganggu supplychain. Kita harus berhati-hati," tegasnya.
Airlangga merinci kedua negara tersebut memiliki pengaruh bagi ekonomi dunia, seperti Rusia sebagai pemasok gas terbesar di Eropa, dan Ukraina sebagai salah satu produsen besar biji-bijian dan minyak nabati, seperti, gandum, rapeseed hingga sunflower oil.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Airlangga menyatakan pemerintah bakal terus berkonsentrasi untuk menjaga harga bahan pokok di tingkat domestik tidak ikut menjerit.