"AS bisa memberikan subsidi terhadap impor produk olahan dari nikel dan mineral lainnya dari Indonesia sepanjang mineral itu diolah sesuai standar lingkungan dan ketenagakerjaan. Hal ini dimungkinkan oleh critical minerals agreements dengan AS," ujarnya.
Anindya meyakini masih ada pintu negosiasi yang bisa dilakukan antara Indonesia dan AS, mengingat kedua negara merupakan mitra bisnis yang saling membutuhkan. Dengan begitu, peluang negosiasi masih terbuka lebar untuk diupayakan.
"Saya yakin kita bisa melakukan negosiasi dengan AS, antara lain karena posisi geopolitik dan geoekonomi Indonesia. Saya melihat pernyataan Presiden Trump merupakan opening statement. Artinya pintu negosiasi masih terbuka," ujar Anindya.
"Posisi Indonesia sangat strategis di Kawasan Pasifik. Selain bagian dari kekuatan ekonomi ASEAN, Indonesia adalah anggota APEC yang strategis. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan pimpinan negara nonblok, juga tentu menjadi pertimbangan Trump," katanya.
(Fiki Ariyanti)