“Hal lain yang menjadi perhatian dari sisi pertumbuhan ekonomi sangat ditentutkan karena menyangkut masalah ketersediaan bahan pangan dan keterjangkauan. Jadi susbstitusi dari bahan baku impor cukup menentukan terkait dengan laju inflasi,” tuturnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Asian Develooment Bank (ADB) memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan menjadi 4,8%(yoy). Proyeksi ini menurun dibandingkan laporan ADB September dikisaran 5% (yoy). Koreksi ini disamapaikan dalam laporan terbaru Asian Development Outlook Supplement edisi Desember.
"Pada tahun 2023, pertumbuhan akan tertahan oleh melambatnya ekspor barang seiring dengan melemahnya ekonomi negara maju,"ungkap ADB dalam laporannya, Senin (19/12/2022) lalu.
(SAN)