sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

AS Kemugkinan Gagal Bayar Utang, China dan Rusia Berpeluang Raup Keuntungan 

Economics editor Dian Kusumo
08/05/2023 10:17 WIB
Kebuntuan di antara Partai Republik di DPR AS dan Presiden Joe Biden terkait pagu utang negara menjadi kado bagi musuh-musuh Amerika.
AS Kemugkinan Gagal Bayar Utang, China dan Rusia Berpeluang Raup Keuntungan. (Foto: MNC Media)
AS Kemugkinan Gagal Bayar Utang, China dan Rusia Berpeluang Raup Keuntungan. (Foto: MNC Media)

Dulu, pemungutan suara untuk meningkatkan pagu utang negara merupakan hal yang rutin dilakukan. Kongres telah menyetujui kenaikan plafon utang sebanyak 78 kali sejak tahun 1960 – 49 kali di bawah kepresidenan Partai Republik dan 29 kali di bawah kepresidenan Partai Demokrat.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemungutan suara itu semakin bersifat partisan, hingga memicu ketegangan pada 2011 dan 2013.
Pada saat itu, Barack Obama, yang menjabat presiden, mengatakan, “Jika Kongres tidak menyetujui kenaikan pagu utang dalam beberapa minggu ke depan, Amerika Serikat akan gagal membayar utang-utangnya. Itu tidak pernah terjadi dalam sejarah Amerika.”

Partai Republik berkukuh bahwa anggaran belanja pemerintah federal harus dipangkas jika ingin mereka menyetujui kenaikan pagu utang.
Ketua DPR AS Kevin McCarthy dari Partai Republik menuturkan, “Anggota DPR dari Partai Republik baru saja mengesahkan satu-satunya rancangan undang-undang di Washington yang menaikkan pagu utang, mengakhiri pengeluaran Washington yang boros dan membawa Amerika kembali ke jalur ekonomi yang benar.”

Di sisi lain, Presiden Joe Biden mengaku tidak akan menegosiasikan isu tersebut. “Keduanya sama sekali tidak berhubungan. Apakah Anda membayar utang atau tidak, tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggaran Anda,” tandasnya.

Pertemuan Biden dengan para pemimpin kongres dari kedua partai di Gedung Putih akan dilakukan hari Selasa (9/5).
(DKH)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement