Pemerintah China balik menuduh AS sebagai penyebab utama krisis utang global. China menyebut kondisi utang negara berkembang diperparah kebijakan kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve AS.
China mengatakan bahwa mereka selalu mengikuti aturan-aturan internasional dan melakukan kerja sama dengan negara-negara berkembang berdasarkan prinsip keterbukaan dan transparansi.
Antara 2008 dan 2021, China menyalurkan dana talangan sebesar USD240 miliar untuk membantu 22 negara berkembang. Jumlah tersebut meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir karena semakin banyak negara yang kesulitan membayar kembali pinjaman yang digunakan untuk membangun infrastruktur dalam kerangka proyek Belt and Road.
China sedang menegosiasikan restrukturisasi utang dengan beberapa negara termasuk Zambia, Ghana, dan Sri Lanka. China juga meminta Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional untuk menawarkan keringanan utang.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)