"Sedangkan produksi baja mentah China akan mencapai puncaknya di periode 2020-2030. Jumlah ini harus kita perhitungkan penyerapannya di masing-masing negara,” kata dia.
Menurutnya, megatrend yang memberikan perubahan setelah masa pandemi seperti perubahan iklim dunia, perkembangan teknologi, perubahan sosial ekonomi, maupun geopolitik. Dekarbonisasi, Net Zero Emission, hingga Green Steel mulai banyak dikembangkan oleh produsen baja di dunia.
Diperkirakan permintaan baja rendah karbon mencapai 25 persen pada 2040. Indonesia termasuk dalam negara kedua yang menerapkan dekarbonisasi dengan kisaran target 32 persen pada 2030, setelah Malaysia dengan kisaran target 45 persen.