IDXChannel - Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada 2022 mendatang dipandang akan semakin menekan pekerja di sektor itu. Bahkan, produksi industri hasil tembakau diprediksi bakal mengalami penurunan.
Ketua Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM-SPSI), Sudarto, mengatakan, kondisi itu terjadi akibat dampak pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir. Apalagi, kenaikan tarif CHT sebesar 12,5 persen di 2021 menyebabkan pekerja di sektor tembakau semakin terhimpit.
“Maka itu, kami meminta Presiden Joko Widodo untuk melindungi para pekerja di sektor tembakau. Dengan demikian, mereka tidak kehilangan pekerjaannya," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (3/9/2021).
Adapun, kebijakan tarif CHT memang sangat berpengaruh terhadap industri dan tenaga kerja. Dia mencontohkan, tarif cukai Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang tidak naik pada tahun ini ternyata terbukti dapat membuat industri SKT dapat bertahan hidup.
Sudarto juga menjelaskan, sebagian besar anggota RTMM SPSI adalah pekerja di sektor tembakau, khususnya di pabrik SKT. Saat ini, banyak anggotanya yang terpaksa dirumahkan dengan penghasilan yang tidak optimal akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah didorong untuk tidak memberikan beban tambahan lagi berupa kenaikan tarif CHT di sektor SKT pada tahun 2022.