Menurut Wiku hal ini sesuai dengan studi kasus 131 negara di benua Eropa bahwa penyusunan kebijakan pelaku perjalanan yang baik disesuaikan dengan kondisi masing-masing negara.
“Penyusunan kebijakan pelaku perjalanan yang baik ialah yang sensitif dan spesifik sesuai kondisi kasus di asal dan tujuan negara, cakupan vaksinasi, kepadatan arus perjalanan dan persiapan sarana dan prasarana protokol kesehatan di negara tujuan,” ungkapnya.
Dia mengatakan semakin tinggi kenaikan kasus negara asal maupun tujuan makan screening yang dilakukan pun akan semakin ketat.
“Semakin tinggi kenaikan kasus baik di negara asal maupun tujuan pelaku perjalanan, serta semakin tinggi arus perjalanan maka diperlukan screening yang semakin ketat. Sebagaimana yang Indonesia lakukan di awal pandemi Covid-19 melanda,” pungkasnya. (RAMA)