"Kalau dine-in itu dilarang, memang kemudian pemangkasan omsetnya itu gede, ditambah pandemi, orang shifting ke delivery, atau takeaway. Ini yang menyebabkan kenapa ketika begitu dine in dilarang jadi pangkas omsetnya begitu sangat drastis," tegasnya.
Bagaimana nasib bisnis kafe-resto pasca-pandemi?
Yuswo meyakini bahwa konsep dine-in dan takeaway-delivery akan berjalan berdampingan. Baik konsumen maupun produsen, jelasnya, telah memahami transformasi digital.
"Banyak pemain bisnis yang juga masuk ke situ (digital), sehingga memudahkan pemilik resto untuk mengambil platform itu, tetapi juga sebenarnya resto bisa juga menggunakan kanal sendiri. Dalam jangka panjang resto akan beradaptasi ke situ," tukasnya.
(SANDY)