IDXChannel - Bank sentral dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) negara-negara yang tergabung dalam BRICS sepakat untuk memperkuat kerja sama internasional.
Langkah ini dilakukan dengan mendorong terciptanya sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, dan didasarkan pada aturan (rule-based trading system).
Selain itu, kelompok BRICS juga menekankan pentingnya peningkatan inklusivitas dan representasi negara-negara berkembang dalam tata kelola global. Hal ini diwujudkan melalui penguatan koordinasi kebijakan, serta peningkatan transparansi dan pertukaran informasi antaranggota demi menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta menyoroti pentingnya kebijakan moneter yang tetap berorientasi ke depan (forward-looking) dan bersifat preventif (pre-emptive) untuk menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"BI terus memperkuat bauran kebijakan, antara lain melalui penerapan simulasi berbasis skenario guna mengantisipasi dampak rambatan global," ujar Filianingsih dalam keterangan resmi BI, Senin (7/7/2025).
Langkah-langkah tersebut diperkuat melalui koordinasi yang erat dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Dukungan juga diberikan melalui pendalaman pasar keuangan, penguatan kerja sama kawasan, serta penyampaian komunikasi kebijakan yang jelas dan konsisten untuk menjaga ekspektasi dan meningkatkan kredibilitas kebijakan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, dan Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas A. M. Djiwandono, memimpin delegasi Indonesia pada rangkaian pertemuan BRICS tersebut.
"Peran aktif Bank Indonesia di BRICS merupakan bentuk dukungan terhadap langkah strategis Pemerintah untuk memperkuat posisi global Indonesia, membuka peluang ekonomi baru, dan memperkokoh peran strategis Indonesia sebagai penghubung antara negara maju dan berkembang," kata Filianingsih.
(NIA DEVIYANA)