Menperin menyampaikan, pemerintah akan terus mengawal pengembangan GeNoSe C 19, nantinya tidak hanya digunakan pada bidang transportasi saja, tetapi didorong agar dimanfaatkan di dunia pendidikan.
“Sehingga bisa juga didorong pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi agar mereka bisa rutin melakukan pemeriksaan ke murid dan guru. Melalui upaya tersebut, selain mendorong produksi, pemerintah juga menciptakan pasar yang luas untuk berbagai macam produk yang dibuat anak bangsa,” ucapnya.
Agus menyebut, capaian yang telah dilakukan oleh SMK – SMTI Yogyakarta, sekaligus membuktikan bahwa unit pendidikan Kemenperin bisa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa menjawab kebutuhan industri.
“Kemudian perlu diketahui juga, salah satu yang menjadi program unggulan dari SMK-SMTI Yogyakarta adalah mekatronika, tidak banyak SMK yang ada di Indonesia, yang mempunyai progam mekatronika, ini juga menunjukkan keunggulan dari SMK ini,” jelas Menperin.
Menurutnya, saat ini teknologi mekatronika di dunia hampir 78% dikuasai Jepang, bahkan negara-negara Eropa juga ketinggalan. “Namun justru ini yang kami punya, peralatan labolatorium mekatronik ada di SMK-SMTI Yogyakarta ini,” papar Agus.