"Kalau saya melihat ini bukan pecahnya gelembung, tapi gelembung mulai bocor," jelasnya. Menurutnya fenomena yang terjadi pada Linkaja, Zenius dan beberapa perusahaan rintisan lain merupakan kondisi yang cukup berat karena pemain utama dalam persaingan sudah jauh berada di depan.
"Saat ini, memang banyak startup sudah membuktikan keuntungan konsisten, tapi memang perjalanan masih berat karena ada pengembalian pendanaan investor," ujarnya.
Sebagai informasi, Indonesia kini memiliki dua belas perusahaan yang sudah masuk dalam kategori unicorn. Unicorn adalah istilah bagi startup yang memiliki valuasi di atas USD1 miliar.
Dua belas unicorn di Indonesia, Yakni: GoTo, Traveloka, Bukalapak, OVO, JD.id, Blibli.com, Tiket.com, J&T Express, Kredivo, Xendit, Ajaib dan terakhir Kopi Kenangan.
(SAN)