IDXChannel - Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan akan banyak bangunan kantor-kantor baru di DKI Jakarta pada 2023.
Bahkan diperkirakan akan ada tambahan sekitar 330 ribu meter² ruang ruang kantor baru di Jakarta pada tahun ini.
Ferry mengatakan hal tersebut merupakan imbas daripada penyelesaian proyek yang tertunda pada 2022.
"Tahun 2023 tangan (properti sektor perkantoran) masih cukup besar, kalau kita lihat dari sisi pasoknya, karena yang selesai di CBD (Central Bussiness District) ada sekitar 330 ribu meter² lebih kantor baru," ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (4/1/2023).
Menurutnya kehadiran kantor-kantor baru itu akan menjadi tantangan yang cukup besar untuk para pemilik gedung yang sudah eksisting. Sebab akan lebih kompetitif dan mengancam okupansi gedung eksisting itu sendiri.
"Sehingga kita belum melihat suatu tanda untuk recover sektor office dalam waktu dekat ini," sambungnya.
Namun demikian, sektor perkantoran akan mulai pulih pada 2024 yang mana juga masuk tahun politi. Apalagi diproyeksikan tidak banyak bangunan baru yang selesai pada tahun tersebut.
Colliers memproyeksikan tambahan suply perkantoran tersebut akan membuat harga jual perkantoran di wilayah CBD ataupun diluar CBD cenderung tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
Sehingga kemungkinan pada 2023 harga jual untuk perkantoran yang berada di wilayah CBD akan sama dengan 2020 yang berada di kisaran Rp50 juta perunit atau Rp30 juta untuk yang berada di luar CBD.
"Jadi 2023 akan sangat challenging, akan tetapi tahun 2024 nanti ketika kita akan masuk tahun politik, kondisi suply tidak ada yang selesai jadi relatif kosong stok baru, dan ini membantu pemulihan," kata Ferry.
Ditambah lagi kondisi ekonomi yang melambat juga mempengaruhi dalam penyerapan ruang kantor. Misalnya pada 2022 tingkat hunian atau okupansi perkantoran terkoreksi jika dibandingkan dengan 2021.
Tingkat hunian CBD berada diangka 74,7% sedangkan di luar CBD 70,8%. Colliers mencatat permintaan ruang kantor pada semester I 2022 mulai mengalami penurunan.
"Memang salah satu faktor yang menyebabkan penyerapan ruang kantor adalah kondisi ekonomi yang belum terlalu recovery, dan ada kemungkinan pertumbuhan Ekonomi dibawah ekspektasi," pungkasnya. (NIA)