Sehingga, kata dia, ketika harga gabah berada di level Rp7.000 per kg, maka kemungkinan harga beras di pasar sekitar Rp14 ribu per kg. Harga tersebut menurutnya sudah berada di jalur Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Otomatis (harga beras turun ketika panen), jadi malah kebalikannya yang harus dijaga di tingkat petani," jelasnya.
Arief mengungkapkan, diproyeksikan pada Maret 2024 akan ada panen padi sebanyak 3,5 juta ton. Jumlah tersebut terhitung surplus jika dibandingkan dengan kebutuhan beras per bulan sebanyak 2,5 juta ton.
"Kemudian, minggu ini panen lokal sudah dimulai sehingga harga gabah ini akan berangsur turun dari sebelumnya di angka Rp8.600-Rp8.700 akan turun jadi Rp8.000, dan akan turun lagi menjadi sekitar Rp6.500 per kg," lanjutnya.