IDXChannel - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meminta Kepala Daerah menghubungi langsung NFA apabila membutuhkan fasilitasi mobilisasi pangan untuk menjaga stok dan stabilitas harga di daerahnya.
Hal tersebut disampaikan di hadapan peserta Rapat Koordinasi Terbatas Tim Pengendali Inflasi Pusat Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) wilayah Sulawesi, Kalimantan, Papua dan Maluku bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat, (25/11/2022), di Pontianak, Kalimantan Barat.
Arief meyakini mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit efektif menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga komoditas pangan di daerah, terutama daerah terluar dan perbatasan.
"Apabila harga komoditas pangan terkendali, maka target penurunan inflasi di November bisa tercapai seperti yang terjadi pada Oktober, di mana angka inflasi berada di posisi 5,71%, turun 0,25% dibanding September," tuturnya.
Arief menambahkan, aksi mobilisasi pangan ini akan terus ditingkatkan, untuk itu ia meminta para pimpinan daerah berkoordinasi dengan NFA apabila mebutuhkan pasokan komoditas pangan strategis yang dirasa kurang dan menjadi penyebab pertumbuhan inflasi di daerahnya.
"Di sini ada Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, apabila daerah bapak dan ibu memiliki kendala mengenai stok, kami bisa fasilitasi mobilisasi stok dari daerah surplus ke daerah defisit," ujarnya dihadapan perwakilan gubernur dari 15 provinsi.
Arief mengatakan, sampai dengan 24 November ini NFA telah melakukan fasilitasi mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit sebanyak 5 ribu ton untuk sejumlah komoditas, seperti beras, bawang merah, cabai keriting, cabai rawit merah, jagung, telur ayam ras, daging ayam ras, gula konsumsi, minyak goreng, livebird atau ayam hidup, dan sapi hidup. Dari sejumlah komoditas tersebut jagung menjadi komoditas dengan volume terbanyak sekitar 3.500 ton.
"Aksi tersebut dijalankan secara business to business (B2B) melalui sinergi antara NFA, Pemda, Asosiasi Petani dan Peternak, dan Pelaku Usaha," jelas Arief.