Uji coba tersebut bertujuan untuk mengukur akurasi kamera atau teknologi GNSS (Global Navigation Satelite System) yang bakal menangkap kendaraan yang lewat menggunakan citra satelit. Sebab, keakurasian kamera atau teknologi tersebut bakal menjadi kunci untuk menjamin pendapatan para BUJT.
Selain itu, menurutnya, saat ini masalah registrasi kendaraan agar bisa terdata pada teknologi tol nirsentuh ini juga masih menjadi tantangan tersendiri. Sebab, nantinya kendaraan bakal melakukan transaksi lewat sebuah aplikasi bernama CANTAS, sehingga tidak lagi di gerbang tol.
"Registrasinya belum semua mobil itu teregistrasi. Sehingga nanti lost nya berapa itu kan berdasarkan dari registrasi," kata Basuki.
Sebelumnya, mantan Direktur Utama PT Roatex Indonesia Tollroad System (RITS) Musfihin Dahlan menuturkan, penerapan jalan tol nirsentuh di Indonesia bisa mengancam Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).