Harian itu mengatakan perkiraan tersebut, setara dengan 10 persen dari PDB didasarkan pada perang yang berlangsung antara delapan hingga 12 bulan. Angka ini mempertimbangkan terbatasnya aktivitas ekonomi di Gaza dan sekitar 350.000 pekerja Israel yang direkrut sebagai cadangan militer.
Bloomberg menyebut, besarnya uang yang harus dikeluarkan untuk perang memunculkan perdebatan nasional dan membuat pasar gelisah. Kegelisahan ini memuncak ketika Menteri Keuangan Bezalel Smotrich bersiap dalam beberapa hari untuk mengumumkan anggaran pemerintah untuk sisa 2023 dan rencana untuk tahun depan.
Risiko Utang Pemerintah Meningkat
Menteri Keuangan Israel memperkirakan rencana anggaran 2023 mengalami peningkatan pengeluaran sebesar NIS35 miliar, sebagian besar untuk militer dan sebagian besar dibiayai oleh utang.
Diketahui sebelumnya, pengeluaran Israel mencakup apa yang disebut “dana koalisi,” atau pengeluaran yang diperuntukkan bagi lima partai di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dana koalisi sebesar NIS14 miliar (USD3,6 miliar) yang disetujui pada Mei lalu sebelumnya sebagian akan disalurkan ke sekolah-sekolah agama.