Sementara itu, dana koalisi yang belum terpakai berjumlah hampir NIS8 miliar. Namun partai-partai yang berkuasa sejauh ini menolak untuk sepenuhnya mengalihkan dana tersebut atau menghentikan program-program yang terkait dengan dana tersebut.
Meskipun jatah khusus tersebut hanya sebagian kecil dari total anggaran 2023-2024, namun ini menunjukkan pergeseran prioritas pemerintah Israel ketika menghadapi konflik bersenjata dengan Hamas.
Defisit anggaran Israel dilaporkan membengkak lebih dari tujuh kali lipat pada bulan Oktober dibandingkan tahun sebelumnya.
Terlebih lagi, Kementerian Keuangan Israel telah mengumumkan rencana untuk meminjam 75 persen lebih banyak dana pada November dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan pemerintah menghadapi risiko kenaikan utang.
“Selama pemerintah tetap berpegang pada dana koalisinya, pemerintah akan membayar utangnya lebih banyak,” kata Rafi Gozlan, kepala ekonom di IBI Investment House.