Perseroan juga menargetkan dalam jangka dekat pabrik baterainya akan mulai beroperasi pada 2026-2027.
Terkait ketersediaan bahan baku, saat ini Indonesia memiliki value proposition terhadap baterai dengan bahan baku nikel, atau nickel-based battery.
Bayu tak menampik masih terdapat isu soal ketersediaan material untuk jenis baterai lain, khususnya Lithium Ferro-Phospate (LFP)
"Kami yakin secara perlahan, isu terkait ketersediaan bahan baku yang tidak tersedia di Indonesia ini bisa diatasi, melalui long term supply, kemudian on-shoring technology, dan lain sebagainya,” ujar dia.
Di sisi lain, pihaknya meyakini ekosistem kendaraan listrik Indonesia masih dalam tren pertumbuhan, baik dari sisi industri manufakturnya, maupun kesadaran pemakaian kendaraan listrik.