sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Begini Persiapan KCIC Pastikan Operasional Whoosh Tetap Aman Selama Musim Hujan

Economics editor Dhera Arizona Pratiwi
07/12/2025 00:12 WIB
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengoperasikan 12 sensor curah hujan yang tersebar mulai dari Stasiun Halim hingga Stasiun Karawang.
Begini Persiapan KCIC Pastikan Operasional Whoosh Tetap Aman Selama Musim Hujan. (Foto KCIC)
Begini Persiapan KCIC Pastikan Operasional Whoosh Tetap Aman Selama Musim Hujan. (Foto KCIC)

IDXChannel - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengoperasikan 12 sensor curah hujan yang tersebar mulai dari Stasiun Halim hingga Stasiun Karawang. Hal ini guna memastikan operasional Whoosh tetap berjalan aman selama musim hujan.

Sistem ini memantau kondisi cuaca dan lintasan secara real-time, termasuk melalui rainfall alarm yang menjadi bagian penting dalam pengendalian perjalanan saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menjelaskan, sensor-sensor ini mengukur debit hujan setiap jam dan mengirimkan data otomatis ke pusat kendali operasi.

“Jika sensor mencatat curah hujan yang mencapai nilai tertentu, alarm akan aktif dan sistem langsung memberikan instruksi pengamanan,” ujar Eva dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).

Dalam operasionalnya, ketika intensitas hujan mulai menyentuh sekitar 25 mm per jam, petugas operasi akan meningkatkan pengawasan terhadap kondisi lintasan. Jika hujan meningkat hingga sekitar 60 mm per jam, sistem akan otomatis membatasi kecepatan kereta menjadi 120 km/jam.

Pada kondisi hujan lebat dengan debit mencapai sekitar 80 mm per jam, kecepatan Whoosh akan dibatasi lebih jauh hingga 45 km/jam untuk memastikan perjalanan tetap aman.

Seluruh data sensor terhubung dengan Centralized Traffic Control (CTC) yang menetapkan batas kecepatan secara otomatis. Bila satu sensor mengeluarkan alarm, pembatasan kecepatan akan diterapkan pada area di antara sensor tersebut dan sensor terdekat berikutnya di kedua arah jalur. 

Eva menuturkan, mekanisme ini memastikan kereta melintas dalam kondisi aman, terutama karena hujan lebat dapat mempengaruhi jarak pandang masinis maupun membawa benda asing ke area jalur.

“Dengan instruksi tersebut, masinis akan menurunkan kecepatan sesuai batas yang ditetapkan. Apabila batas kecepatan terlampaui, sistem Automatic Train Protection (ATP) akan aktif dan menghentikan kereta secara otomatis demi keselamatan,” kata Eva.

Ketika curah hujan mulai turun dan debitnya kembali mencapai sekitar 20 mm per jam atau lebih rendah selama periode tertentu, barulah kecepatan dapat dinaikkan kembali secara bertahap. Peningkatan kecepatan ini hanya dapat dilakukan setelah petugas prasarana melakukan pengawasan maupun pemeriksaan lapangan dan memastikan lintasan dalam kondisi aman.

Selain itu, sistem juga harus mengeluarkan notifikasi penormalan sebelum pembatasan dicabut sepenuhnya.

“Seluruh perangkat, sensor, dan sistem pengendali otomatis ini bekerja bersama untuk menjaga keselamatan penumpang. Dengan teknologi ini, Whoosh dapat tetap beroperasi secara aman dan terkendali meskipun cuaca berubah-ubah,” katanya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement