"(Pemberian) insentif untuk angkutan umum selama produksinya di dalam negeri, namun hitungannya akan berbeda," jelasnya.
Jokowi menuturkan, rencana subsidi kendaraan listrik diberikan dengan mempertimbangkan kalkulasi, kajian, serta mempelajari dari negara lain, terutama Eropa yang telah lebih dulu melakukan kebijakan tersebut.
"Nanti kalau sudah hitung-hitungannya final, keputusan ini final betul, baru akan kita sampaikan," paparnya.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto menerangkan, kebijakan pemberian subsidi masih terus digodok lebih lanjut.
"Karena kita tahu bahwa mobil listrik jauh lebih mahal daripada mobil biasa dengan harga 30 persen lebih tinggi," katanya.