sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bensin Mau Dicampur Bioetanol, Begini Penjelasan Airlangga

Economics editor Atikah Umiyani/MPI
10/07/2024 20:00 WIB
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto blak-blakan soal rencana pemerintah mencampur bensin dengan bioetanol
Bensin Mau Dicampur Bioetanol, Begini Penjelasan Airlangga (foto mnc media)
Bensin Mau Dicampur Bioetanol, Begini Penjelasan Airlangga (foto mnc media)

IDXChannel - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto blak-blakan soal rencana pemerintah mencampur bensin dengan bioetanol untuk membuat Indonesia memiliki bahan bakar rendah sulfur. 

"Persiapan untuk bensin yang sulfurnya rendah, tentu dikaji beberapa hal oleh Pertamina sehingga kita melihat yang sudah dilakukan percobaan adalah E5, 5 persen," ujarnya, Rabu (10/7).

Airlangga mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah mencari pengadaan untuk bioetanol. Sebab, bioetanol baru bisa didapatkan dari fermentasi gula dari bahan tanaman seperti jagung, tebu, kentang, ubi jalar maupun jerami. 

"Sekarang Pertamina harus membuat studi bagaimana pengadaan untuk etanolnya dan kedua, kita sudah punya roadmap untuk memproduksi etanol dari pengembangan etanol di Papua, Merauke," tuturnya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mengungkapkan pemerintah masih terus membahas implementasi dari program campuran bioetanol untuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan, ESDM masih berdiskusi mengenai program campuran bioetanol untuk BBM, apakah dimulai dari 2,5 persen dulu atau 5 persen.

"Nah ini akan kita akselerasi, sedang dibahas ya, apakah goes to Bioetanol 5 persen atau E5 (etanol 5 persen) dulu, atau goes to Bioetanol 2,5 persen dulu. Mungkin Pertamina sedang diskusi untuk hal ini, karena resource kita yang menyediakan bioetanol itu tidak banyak," ucap Eniya, belum lama ini.

Eniya menambahkan, program campuran bioetanol untuk BBM sudah ada. Namun hingga saat ini, pencapaiannya masih nihil. 

"Nah dari dulu program bioetanol ini sudah ada, regulasi di Kementerian ESDM sudah banyak, bahkan sampai 2025 harusnya kita sudah capai 20 persen bioetanol, tetapi sama sekali sampai sekarang nol," kata Eniya.

(FAY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement