"Ini adalah kesempatan untuk menyingkirkan semua berita miring, semua politik di sekitar ini dan fokus pada apa yang kita ketahui, apa yang tidak kita ketahui dan apa, yang mendesak, kita semua perlu memusatkan perhatian kita," kata Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari The Washington Post.
Dorongan baru untuk menyelidiki asal-usul pandemi datang lebih dari enam bulan setelah kesimpulan dari misi bersama WHO-China tentang masalah ini. Studi itu, yang melihat sekelompok ilmuwan internasional mengunjungi situs-situs di pusat virus yang dikenal di Wuhan, China, menjadi kontroversi karena hasil yang tidak meyakinkan.
Setelah para ilmuwan melabeli kemungkinan kebocoran dari laboratorium di Wuhan sebagai "sangat tidak mungkin" dan tidak layak untuk diselidiki lebih lanjut, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa penilaian pada teori ini tidak "cukup luas" dan, secara tidak langsung mengkritik Beijing, ia mengharapkan studi kolaboratif di masa depan untuk memasukkan berbagi data yang lebih tepat waktu dan komprehensif.
Pejabat WHO bersikukuh bahwa SAGO tidak akan berfungsi sebagai pengulangan misi yang didiskreditkan ke Wuhan.
“Itu kelompok penasihat. Kami membentuk kelompok penasihat ini sepanjang waktu,” tegas Van Kerkhove. "Ini bukan tentang misi selanjutnya," imbuhnya.